Thursday, April 5, 2012

The Sound of Our Roots

sepanjang siang sampe sekarang ini gue nongkrong di depan komputer. main CastleVille dan The Sims Social di Facebook, "nonton" timeline Twitter dan baru dapet kabar myDude Andi menghapus account Facebook-nya karena di-hack. karena kasian, gue menyarankan dia untuk bikin okeycall. nggak digubris. dan kalian juga nggak perlu nanya apa itu okeycall, ya.

selain itu, gue juga lagi asyik dengerin lagu-lagu Indonesia. ya, Kawan, Indonesia. kalau selama ini gue selalu bilang gue benci lagu-lagu Indonesia yang you-know-lah-gimana, itu nggak seratus persen beneran benci. gue--dan mungkin kalian juga--nggak suka lagu yang you-know-lah-gimana itu. gue suka lagu Indonesia bagian... bagian yang sulit banget dijelaskan. serius, nih. membahas sedikit tulisan teman gue, Poppy di Facebook-nya yang ngomongin tentang musik Indonesia. dia nulis,

"...banyak musik Indonesia yang oke, teman-teman. Hanya saja mereka tertimbun oleh 'mereka'."

'mereka' yang Poppy maksud ini yang you-know-lah-gimana itu lho. nah, kebetulan banget waktu itu gue baca itu. tanpa ba-bi-bu lagi, gue pun menyetujui pendapat si Poppy. dalam hati, sih. nggak pake like this. hehehe.

gue setuju. nggak semua musik Indonesia yang begitu-begitu. sesungguhnya ada banyak band yang menyanyikan lagu yang nggak kalah keren dengan musik luar negeri. tapi sayangnya, masih sedikit orang (terutama remaja) yang kupingnya cocok sama lagu-lagu mereka. entahlah kenapa. gue inget perkataan nyokap bahwa,

"Kita nggak boleh maksain orang buat suka musik kesukaan kita. Selera orang beda-beda."

yah, emang bener. di kelas gue anak-anak cowoknya banyak yang suka lagu scream atau punk atau rock atau punk rock atau kalau kata gue musik ngorok, whatever the name. setiap istirahat mereka suka setel lagu itu. gue, jujur aja sebagai pemilik kuping easy-listening dan akustik, nggak suka musik itu. gue sering ngedumel sama temen-temen gue yang lain, apa sih enaknya lagu itu? orang kayak ngorok gitu juga didengerin -___-
tapi pada akhirnya gue ngerti. masing-masing dari kita punya minat sendiri tentang musik yang kita denger. jadi itu adalah hak pribadi kita buat milih musik apa yang mau kita denger.

balik lagi ke musik Indonesia. Indonesia punya penyanyi/band-band yang berkualitas, bukan berkuantitas alias kebanyakan personel *ngeeenggg. nah, daripada kalian beralih kuping ke kuping barat, mending kita nikmatin yang asli dan berkualitas. gue bukannya memaksa kalian buat dengerin lagu-lagu Indonesia yang gue sukai. tapi kalau nasib kalian sama kayak gue, yang males banget dengerin lagu-lagu Indonesia yang you-know-lah-gimana, gue menyarankan ini. kasarnya, terserah kalian daah mau gimana. hehehe.

by the way, ngomong-ngomong soal lagu Indonesia. yang dari sore gue dengerin, gue pantengin video-video-nya itu band yang kira-kira baru tahun kemarin gue kenal. mereka adalah The Trees and The Wild. pertama kali gue tau band ini pas gue dengerin Prambors. mereka ceritanya lagi ngebahas artikel di majalah. dan kebetulan gue denger nama The Trees and The Wild. kenapa gue bisa tertarik dengan mereka? pertama karena nama band mereka. unik. liar gimana gitu *awwrrr. terus beberapa lama kemudian gue baru search mereka di internet. nggak tau gimana asalnya, tiba-tiba gue langsung dengerin lagu mereka yang berjudul Our Roots, dan tiba-tiba gue langsung jatuh cinta. padahal lagu itu nggak ada liriknya. yang kedengeran cuma "Aaahhh~ aaaahhh~". tapi yang bikin lagu itu nempel di kuping gue adalah... apa, ya? gue pengen nulis komposisi instrumen musiknya tapi takut salah istilah. maklum bukan orang musik. pokoknya musiknya itu yang bikin... aaahhhhh...

akhirnya gue menetapkan bahwa mereka keren, dan gue suka band ini. sampai pada suatu hari, SMPN 1 (tahun 2008, pas kelas 9) ngadain pensi. pas gue tanya ke Andi siapa artisnya, ternyata The Trees and The Wild. wah. keren. selesai. yah, gue cuma sekadar bilang "Waaah, seruuu dooong" waktu itu. dan itu bukti bahwa gue belum bener-bener suka sama The Trees and The Wild. seharusnya kan kalau gue tau mereka bakal manggung di SMPN 1, gue belilah tiketnya dan nonton. tapi sayangnya dulu gue masih terlalu dini untuk mengerti betapa serunya bisa nonton band idola.

rasa suka gue dengan band ini bertambah ketika gue baca twit mereka tentang "Dua Tiang Tujuh Layar". penasaran, gue pergi ke situs mereka dan tiba-tiba langsung ada film gitu. wow. berhubung waktu itu gue lagi masa-masa awal seneng film, gue tontonlah. dan ternyata saudara-saudara...........

FILM PENDEK ITU KEREN SEKALI.

entah itu karena cerita film-nya (tentang pembuat perahu Pinisi, FYI) atau karena soundtrack yang dipake tidak lain tidak bukan adalah lagu The Trees and The Wild. dua-duanya bagus. pas. enak. nempel kalau kata guru Kimia gue.

sampai detik ini, gue masih suka The Trees and The Wild. terutama setelah nonton video-video konser mereka. ehem. mereka ada tiga personel utama. ada gitarisnya. ada bassist-nya juga. ada vokalis sekaligus gitaris. dan... dan ada satu yang... masya Allah... ganteng sekali. bener-bener katagori ganteng, deh. kak W lewat. lewat jauuuuuhhhhh kayak dari Tangerang ke Greenland.
setelah "iseng" mencari lewat Google (thanks to Google), gue tau nama-nama personelnya. vokalisnya namanya Remedy, gitarisnya Angga, dan yang terakhir ini... ini yang paling paling dari semua yang paling... namanya Iga. Iga Massardi. dan dia punya blog. dan gue sedang membaca blog-nya. dan tulisannya keren sekali. dan indah. dan bagus. dan berbobot. dan... aaahhh...

gue suka sama tiga-tiganya. mereka semua keren-keren. anak band macam inilah yang gue pengen jadiin pacar kalaupun nanti gue dapet pacar anak band.

sekali lagi, musik Indonesia itu nggak kalah keren sama musik barat. kalau kita masih bisa dengerin yang berkualitas dan pantas dan nggak banyak gerak, kenapa nggak? :)

No comments

Post a Comment

© based on a true story.
Maira Gall