Saturday, July 6, 2013

Mana Hobah-nyaaa?

Jam... berapa sekarang? 00:24? Oke. Gue belum tidur karena gue memang mau menikmati malam yang dingin ini #tsah. Tangerang tumben hujan terus beberapa hari ini. Sempet denger sekilas katanya Indonesia lagi kena kemarau basah. Jadi tetep musim kemarau, tapi basah... Yasudahlah. Biarkan para pengamat cuaca itu menamakannya sesuka hati mereka. Yang semangat yo Pak kerjanya!

Lampu kamar gue masih nyala, modem masih stand by, HP masih sering geter-geter karena ada seseorang di sana yang minta gue temenin. Gue masih buka tab Twitter yang isi timeline-nya sepi banget karena gue nggak follow banyak orang. Dan... ada satu tab lagi yang gue buka. Sebuah blog milik orang yang gue temuin... entah itu kapan. Pokoknya waktu itu gue lagi seneng-senengnya sama stop-motion. Pas gue googling, gue nemu blog itu dan pemiliknya lagi mengerjakan sebuah project stop-motion PLUS dengan kamera Lomo. Wah, pikir gue waktu itu, keren banget nih orang. Akhirnya gue ikutin tuh proses selama dia bikin project yang kebetulan sebuah video clip. Dan pas gue liat hasilnya, lumayan keren juga. Setelah itu gue nggak buka-buka blog-nya lagi. Nggak ada pikiran buat follow atau apalah karena pada saat itu gue ngerasa nih orang udah kuliah gitu, udah tua banget, ngapain amat gue follow blog orang nggak dikenal gini? 

Beberapa lama kemudian, entah bulan atau tahun, gue iseng buka blog-nya lagi. Entah karena gue masih inget link-nya atau emang nama blog-nya itu gampang diinget. Gue iseng buka, dan gue baca satu tulisan dia. Gue suka sama tulisannya. Curhatannya berbobot gitu, dan bahasa yang dipake nggak kayak bahasa orang yang baru punya blog yang... ya yang sering baca blog pasti bisa bedain deh. Tapi waktu itu ya gue cuma baca sekilas doang. Abis itu lupa lagi deh. 

Dan tadi tiba-tiba gue keinget lagi. Gue iseng buka dan ternyata dia masih hidup! I mean dia masih suka mosting gitu. Postingan terakhirnya aja bulan Juni 2013. Gue iseng baca-baca postingannya, dan ternyata gue masih mengagumi tulisannya. Mungkin agak terbilang lebay ya kalau lo menggunakan kata "mengagumi" untuk sebuah tulisan yang bisa dibilang cuma curhatan sehari-hari. Tapi ya gimana ya. Enak aja gitu bacanya. 

Oh iya, dia juga suka foto dan film lho. Dan dia kuliah di Jogja..................... Semakin banyak orang keren yang gue kagumi yang kuliah di Jogja dan ngambil jurusan seni. Kak Dellana cerita kehidupan kuliahnya yang keren banget. Orang ini juga. Ini makin bikin gue pengen ke Jogja tapi ya gitu, masih bimbang. Gue boleh-boleh aja ngambil jurusan yang gue mau, tapi Nyokap nggak setuju kalau di Jogja. Katanya kejauhan, dan gue sendirian. Pfffttt... Gue ngerti, gue juga mikirin gue kalau kuliah disana nggak punya saudara nggak punya siapa-siapa. Tapi... ya gimana ya. Gue tau, gue pribadi jarang pergi-pergian sendirian, ngebolang kemana gitu. Terlebih lagi gue perempuan. Panteslah kalau Nyokap khawatir. But, at least, biarkan gue keluar dari Tangerang dan menginjakkan kaki gue di kota penuh seni itu. Gue pengen ke Jogja lagi tapi untuk waktu yang lama gitu. Ya percumalah gue ngomong disini kalau nggak ada yang dengerin juga. Yah yang penting curhat aja dulu curhaaat~ Hahaha. 

Suatu hari gue sempet bilang ke Indah kalau gue nggak mau ngelanjutin cita-cita gue jadi sutradara. Hasilnya gue dimarahin sama Indah dengan nada suaranya yang nggak ada marah-marahnya acan. 

"Lo tuh bisa, Deeel. Lo cuma males doang!" 

Ya gue akuin selama ini gue emang males. Maksudnya gimana ya. Gue nggak menjadikan bikin film atau video itu sebagai hobi gue. Ide banyak, ada beberapa yang sering lewat, tapi mualesnya itu lho. Awalnya gue menganggap ini tuh faktor orang-orang yang gue ajak kerjasama. Gue adalah orang yang cuma mau kerja sama orang yang gue kenal baik. Istilahnya temen deket aja. Masalahnya, orang-orang yang gue pengenin buat jadi partner gue nggak bisa ngikutin passion gue. Hasilnya gue jadi nggak enak sama mereka, kerjanya jadi angot-angotan. Wah kacau deh. Padahal harusnya gue bisa lebih profesional dengan... ya you know, carilah partner yang berkualitas walaupun nggak deket sama lo. Seperti yang waktu itu pernah dibilang Karim, cari temen yang se-visi sama lo. Bener, emang bener. Dan saat ini gue sedang berusaha mencari orang-orang yang sekiranya bisa gue ajak untuk mengerjakan project kacangan gue. Hobaah~ 

Ada juga faktor lainnya. Gue paling nggak bisa ngejelasin sesuatu. Ini jadi penghalang ya, ketika gue mau jelasin bentuk film gue nanti, gue nggak bisa menjelaskannya lewat kata-kata. Semuanya cuma nempel di otak gue. Bisa sih gue tuang ke tulisan, tapi kan ujung-ujungnya orang yang baca juga minta dijelasin. It seems like I have to practice my speech. Hobaaaah~ *makin panjang*

Terakhir... ide. Kebetulan dua hari yang lalu gue rapat dan duduk di sebelah Galuh, salah satu orang yang tidak beruntung yang harus mendengarkan kalimat-kalimat nggak jelas gue. Dia nyuruh gue buat kerjasama sama temennya, yang gue kenal juga temennya karena dia satu ekskul sama gue, buat bikin film. Gue bilang ke Galuh, 

"Gimana ya Gal, gue sama dia tuh beda genre. Dia tuh ide ceritanya lebih... unik, lebih ke hal-hal yang nggak biasa. Sedangkan gue? Gue tuh otak dramatis Gal." (pada saat itu, gue mengatakannya dengan suara yang dramatis) "Gue lebih suka sesuatu yang indah-indah, yang romantis, dramatis... Otak gue ini otak sinetron, Gal. Semua adegan sinetron dari adegan 1 sampe ke 999 ada semua di otak gue. Dari yang paling norak kayak ngejatohin benda-ngambil-terus pegangan tangan, itu ada Gal di otak gue! Makanya shushah gitu, Gal, shushah..."

Dan sepanjang gue ngomong, Galuh cuma menatap gue dengan tatapan "lo-kenal-gue?". 

Ya itu tadi. Otak gue itu mainstream, biasa. Selain hal-hal berbau romantik-dramatik, gue juga lebih suka film travel. You know yang kayak di NatGeo Adventure, yang lebih mengutamakan untuk memperlihatkan keindahan alam. Gue lebih interest ke situ. Makanya sekarang gue sedang mencoba untuk nyari ide yang... yah, yang lebih nggak biasa gitu. Syukur-syukur dapet yang luar biasa. Hobaaaaaaaahhhhh~~ *makin ekstrem*

Jadi sebenernya daritadi gue ngomongin apa sih? Pertama ngomongin orang, terus tiba-tiba curhat masalah Jogja, curhat lagi masalah film. Hahaha. Bener kata quotes-quotes, "Midnight conversations, where you confess everything." Dari tadi gue cerita ngalir aja terus, gue nggak peduli curhatan gue kali ini sok bijak, lebay, atau apa. Gue sadar ada banyak bagian dari post ini yang terkesan ngeluh, yang terkesan cuma omongan doang (walaupun keseringannya emang gitu sih .__.) Tapi... I'm trying. I'm trying to be more productive even though it is sooo sooo hard for me. Semoga gue bisa. Semoga kalian bisa mencapai apa yang kalian inginkan. Semoga kalian memiliki kreatifitas yang tak terbatas. Semoga kalian bisa lebih sukses dari apa yang selama ini kalian bayangkan. Gue masih inget kata-kata seorang motivator yang didatengin sekolah gue buat acara LDK tahun kemarin. He said, 

"Kalian 10 tahun nanti, adalah apa yang kalian pikirkan."

Waktu itu dengan bodohnya gue mencocokkan perkataan dia dengan kenyataan hidup gue. 10 tahun yang lalu, gue masih SD, dan pada saat itu emang bener, beneran, gue udah mikirin masa SMA gue. Dan 10 tahun kemudian, di situlah gue, duduk di bangku SMA dan menjalani masa-masa SMA yang... seru :) 

Begitulah. Gue nggak mau bilang kalau gue berpegang teguh pada perkataan si bapak motivator. Gue lebih menjadikan kalimat itu sebagai... sesuatu supaya gue lebih berusaha. Ya namanya juga manusia ya, kalau mau apa-apa ya mesti usaha. Nggak mungkin dipikirin doang terus langsung jadi. 

Sekali lagi, semoga gue dan kalian bisa menjadi apa yang tahun ini kita inginkan. Selamat malam! Eh, salah ding. Selamat pagi! 

No comments

Post a Comment

© based on a true story.
Maira Gall