Tuesday, June 17, 2014

Mantan Anak SD Unggulan

Ini postingan request dari Farisa. Karena dia minta, ya ogut kasih. Kalau kurang puas balikin ya. 

Ehem. 

Dua hari sebelum SBM, tepatnya tanggal 15, gue bertemu-kangen sama temen-temen SD. Iya, SD, nggak salah ketik, nggak salah baca, nggak salah denger. Entah kenapa kita masih bisa tetep in touch gini. Yah, walaupun ketemuannya cuma kalau si Ayas lagi mampir ke Indonesia sih. Tapi gue sendiri jarang denger temen-temen seangkatan gue yang masih kumpul bareng temen-temen SD-nya. 

Mungkin karena SD kita ini SD unggulan. Eh, gue baru tau dari Ayas, katanya setelah angkatan gue lulus dari Sukasari 4, titel unggulannya langsung dicabut. Gue mikir, apa segitu bejadnya ya angkatan gue. Oke, bukan angkatan gue sih, lebih tepatnya gue dan 8 orang kampret lainnya. 

Selama ketemuan itu (yang cuma dihadiri oleh empat orang termasuk Ayas, ceritanya later) kita ngomongin masa-masa SD yang nggak ada abisnya buat diketawain. Mulai dari awal mula kita bisa jadi bersembilan, terus betapa anarkisnya gue waktu kelas 1, musuh-musuh kita selama di SD, anak-anak cowok yang sekarang dengan sialannya bisa jadi pada ganteng gitu, pokoknya banyaklah yang kita omongin. 

Gue juga sempet curhat, Ayas juga, Farisa juga. Indira masih ngegemesin karena teorinya yang di luar dugaan orang. Terus Farisa cerita tentang kegundahan hatinya (dan Andi juga, katanya) tentang temen yang lain yang mulai agak menjauh. Kalau dari sisi pribadi gue sih, wajar ajalah. Lingkungan kita masing-masing udah beda, apalagi udah ngelewatin enam tahun lebih. Pasti ada yang terjadi selama enam tahun itu dan gue yakin mereka nggak selamanya harus sama kita. Mungkin juga mereka mulai menemukan tempat yang lebih cocok dengan mereka ketimbang dengan geng kampret ini. Bagi gue, yang kayak gitu pasti ada, dan kemungkinan temen kita sendiri yang kayak gitu juga nggak kecil. 

Gue tau ini terlalu norak tapi lirik lagu d'Masiv ada benernya: "Syukuri apa yang ada~"

Toh kita nggak ditinggal sendirian. Toh media sosial sekarang udah canggih dan kita masih bisa komunikasi dengan asyiknya. Kalau ada yang pergi, yowisben. Nggak usah repot-repotlah mikirin mereka. Dan kalau kelak, entah kapan, mereka ke kita lagi, sambutlah. Anggap aja nggak ada apa-apa. Kalau gue sih yang penting seneng, ketawa, dan makan. Udah, itu aja. 

Eh, kok jadi bijak ya. Maklum abis SBM. 

Si Farisa nyuruh gue nyeritain aib kita tapi, aib apa yang pantas gue publikasikan di sini? Bagi kita aib-aib itu lucu, bagi pembaca gue? Boro-boro. Ada juga nggak ngerti. Oh by the way, Farisa kemaren nyeritain tentang kisah percintaanya sama Acin dan Enur. 

"...si anak ini namanya Enur."

"Yah, namanya Enur!" 

Kalian tau siapa yang ngomong itu? Iya, Indira. Si anak pesantren yang jarang liat cowok ganteng. Gue sama Ayas langsung ngakak pas si Indi ngomong gitu. Logatnya itu lho, betawi gitu. Nggak nyangka, yang dulunya sering dibilang lemot, sekarang bisa ngeluarin komentar pedas ala Fenny Rose. Hebat, Indi! Terus gue dan Ayas menghakimi Farisa karena dia meninggalkan si Acin demi cowok bernama Enur. 

Seriously, Far. Enur?

Kalau Ayas apa ya... si Farisa manggil nama mantannya Rubyastar, tapi gue sendiri nggak tau nama aslinya. Dulu pas Ayas mulai nge-post foto di Instagram sama si Rubyastar itu, gue sempet nggak nyangka gitu. Seorang Ayas, seorang yang absurd-nya tidak tertolong lagi, tiba-tiba punya pacar. Sama sih kayak gue. Menurut berita yang beredar, waktu gue pertama kali pacaran, mereka-mereka ini pada nggak percaya. Dan kemaren, gue dan Ayas sama-sama menanyakan hal yang sama:

"Emang kita nggak ada tampang-tampang bisa pacaran apa?" 

Ya susah juga sih, wong mereka kan ngeliat kita waktu jaman SD, waktu masih ingusan, waktu masih suka marah-marah sama anak lain dengan bilang "Kaaa~ muuu~ Aku kan nggak mau ka~ muuu~", waktu masih suka kabu-kaburan pas ekskul Pramuka, waktu masih suka marahan nggak jelas sama temen sendiri, pokoknya "waktu masih" deh. 

Udah ah. Gue nggak tau mau ngomong apa lagi. Kebanyakan kata-kata ujung-ujungnya kalau nggak sok bijak atau sok ngelucu. I'll give you this pic yang sengaja diambil buat manas-manasin Andi karena dia nggak jadi dateng. Sejauh yang gue tau, Andi nggak mempan digituin. Dan bener aja. Dia ngomentarin foto Ayas di Instagram pake bahasa Korea. Gue nggak ngerti artinya apaan tapi kayaknya sesuatu seperti "bangke" atau "senggil cukae" mungkin?


Nggak pake C360 sih, jerawat ogut keliatan deh. 

No comments

Post a Comment

© based on a true story.
Maira Gall