Sunday, September 20, 2015

Cerita Malang: Ditulis di Kereta Sepulang Kuliah

Ingat, don't judge the book by its cover. Atau dalam kasus ini, don't judge the post by its title. Berhubung gue bingung mau menjuduli post ini dengan apa, dan berhubung paragraf-paragraf awal post ini gue tulis di kereta abis pulang kuliah sambil nahan-nahan mata yang udah sepet banget pengen bobok tapi akhirnya di rumah malah buka laptop dan langsung melek lagi, maka gue pilihlah judul di atas.

So,

hari selanjutnya kita berencana untuk menjelajah tempat wisata di Batu lagi, yaitu Jatim Park dan Museum Angkut. Bangun pagi dengan segar bugar sehat wal afiat dan kebingungan mau nyarap apa. Gue yang dari awal dateng mengharapkan semangkok bubur ayam pake bubur dan ayam (MASA SIH MZ) ikut bingung juga. Karena nggak tau (atau lebih tepatnya males nyari) ada makanan apaan aja di luar gang pengingapan, akhirnya kita memutuskan untuk delivery restoran yang udah kerja sama sama homestay kita. Kenapa akhirnya kita pesen itu karena malam sebelumnya kita pesen itu dan wuenak tenan. Ndak tau ya apa itu karena laper atau emang beneran enak. Tapi emang enak sih. Waktu itu gue mesen nasi goreng dan ternyata porsinya lumayan dan wuenak tenan yo rek rek ayo rek kita nonton ondel-ondel yo~

Akan tetapi, pas besok paginya kita mesen lagi, makanannya kurang menggairahkan. Gue rada aneh juga sih kenapa pagi-pagi mesen kare ayam padahal perut gue ini kan perut melankolis (?) Terus sempet bingung juga sama pesenannya Tya soto ayam karena bentuknya hampir sama. Yang lain juga pada bilang makanannya kurang greget, ndak kayak semalem. Tapi daripada jalan-jalan dengan perut (dan hati) yang kosong, mending ganjal-ganjal saja dulu. Abis itu kita langsung siap-siap dan berangkat ke Jatim Park.

Dan perutku atit cekit-cekit.


Kita nungguin angkot yang lewat Jatim Park. Nggak jauh dari tempat nunggu kita ada dua orang pemudi gaul Malang (kita singkat PGM) yang gelagatnya kayak orang lagi nunggu angkot. Akhirnya Ratih dan Tya memutuskan untuk bertanya pada bapaknya. Nggak deng. Maksudnya sama dua cewek itu. Dan ternyata mereka juga mau ke Jatim Park! Dan mereka sedang menunggu angkot yang sama dengan kita! Wow!

Nggak lama angkotnya lewat dan kita naik bareng.

Dan ternyata emang bener kalau Jatim Park deket banget jaraknya sama penginapan kita. Baru duduk di angkot eh ndak taunya udah nyampe. Warbyasah.

Jadi Jatim Park itu dibagi jadi dua tempat wisata, Museum Satwa sama Batu Secret Zoo. Satu lagi ada kalau nggak salah namanya Eco Green Park gitu. Kita nggak butuh Eco Green Park jadi kita cuma ke dua tempat wisata. Tiketnya waktu itu (Alhamdulillah) lagi hari biasa, jadi murah sekitar 75k. Terus kita langsung masuk ke Museum Satwa.


Seperti layaknya museum-museum yang pernah kita kunjungi sewaktu kecil, Museum Satwa isinya macam-macam satwa yang diawetin. Tapi entah kenapa hewan-hewan di situ kayak nggak diawetin (maksudnya kayak boneka, bukannya masih hidup). Sampai detik ini gue masih nggak yakin kalau itu hewan asli dan berniat untuk ketemuan sama yang punya museum buat ngobrolin masalah serius ini.

Hwanjay.

Berhubung gue paling payah kalau foto di dalem museum, apalagi yang gelap-gelap, jadi foto-fotonya agak kurang banyak. Tapi seru sih, sepanjang muterin museum kita amazed gitu ngeliat hewan-hewan langka (sementara Tya cuma teriak-teriak "Sanas!" tiap kali ngeliat hewan yang... lucu. Ya, lucu). Dan museumnya sendiri juga lumayan besar dan lengkap. Lumayanlah buat sarana edukasi. Cocok untuk wisata keluarga.

The Tenyoms.




Study tour.




Asikin ae sob.



Masih inget rumah baru Ratih di BNS? Sekarang dia lagi otw pindahan.


Nggak lucu sih. Tapi lucu aja.


Setelah selesai di Museum Satwa, kita langsung masuk ke Batu Secret Zoo which is... a zoo (MASA SIH DEL). Eits, jangan hey jangan janganlah kau bersedih. Ini zoo bukan sembarang zoo. Ini pertama kalinya gue ke kebun binatang ngeliatin binatang, bukan cuma ngeliatin orang gelar karpet sambil bawa rantang kayak di Ragunan. Koleksi hewannya cukup lengkap, mulai dari hewan darat, air, reptilia, vertebrata, herbivora, karnivora, omnivora, dan jenis-jenis lainnya. Mungkin yang nggak ada cuma penguin dan tikus pemakan sabun. Hehehe. Nggak lucu ya?

Binturong lucu anet beneran deh. Sayang nggak bisa digendong. 

Ada ketegangan di antara mereka.

"Model Rambut Terbaru" begitu tulisan di kacanya.

Trio Matjan.

Sumfah itu gue kesiloan.


Dhila-Della is in da house yo.

Ada ketegangan di antara mereka (2).

U tayang.

Senang ya main burung (?)



Ngaso dulu.


Dhira suka burung (?)







2NE1 goes to Malang.


DASAR WANITA BERKERUDUNG PINK NYAMPAH AJA KERJAANNYA.

Ada kejadian lucu yang sayangnya gue rekam pake handycam. Mungkin kalau ada kesempatan bisa gue edit dan gue masukkin YouTube. Jadi, di BSZ itu ternyata nggak cuma kebun binatang doang, ada wahana bermainnya juga. Hampir mirip Dufan cuma lebih kecil dikit tapi definitely cheaper. Pertama kita masuk ke arena buat anak kecil gitu. Di atas ada kan tuh foto lagi pada naik carousel, nah semacam wahana gitu-gitu. Abis itu kita nyobain naik roller coaster mini. Lagi enak-enak ngantre, tiba-tiba dateng rombongan ngomong Jawa di belakang. Terus kita berusaha stay cool.

Sampai salah satu anak ngomong,

"Hahaha jjones kamu, jjomblo happppiness!"

Hening.

Otak gue berusaha mencerna kalimat tadi.

Kita langsung ketawa geli banget abis itu.

Itu adalah kalimat terkonyol tapi lucu yang pernah gue denger. Masalahnya bukan karena dia seenak jidat bikin singkatan baru, tapi karena logatnya yang medok banget-banget. Jadi bagian 'jo' dan 'pi' nya itu kedengeran lucu. Gue sama anak-anak nggak bisa berhenti ngakak, apalagi Tya yang akhirnya memutuskan untuk kenalan sama si anak cowok itu. Dan ternyata mereka rombongan anak SMP gitu. Katanya mereka dapet apa gitu, semacam voucher atau apalah buat main di situ.

Maaf kalau ini terdengar rasis tapi nggak ada yang lebih lucu dari suara medoknya orang Jawa. Gue selalu pengen ketawa kalau denger orang Jawa ngomong. Entah kenapa tiap kali mereka ngomong, apalagi pake bahasa Jawa, itu kayak semua kalimat dia itu kalimat bahagia gitu. Bersemangat sekali.

Terus si anak cowok tadi emang rada cangak gitu. Sebelum kita naik, roller coaster-nya kurang satu orang. Ditanyain siapa yang mau naik. Akhirnya salah satu temen si ACM (Anak Cowok Medok) maju dan naik duluan. Tanpa bertanya kita bisa tau siapa nama temennya itu karena si ACM teriak-teriak,

"WEH SARI SARI, ADDEM SARI!"

Gue ngakak terkaing-kaing.

"SARI SARI, SARI APPEL!"

ACM sialan.

Selesai dari Jatim Park sekitar jam 4 gitu. Sebenernya masih ada wahana lain yang belum dan pengen kita cobain. Tapi karena rencana awalnya kita mau sekalian ke Museum Angkut, jadi langsung buru-buru keluar. Tapi (lagi) karena udah agak sore dan Museum Angkut tutup jam delapan dan takut terburu-buru, akhirnya nggak jadi ke sana.

***

Malamnya, kita bersiap berangkat ke Bromo...

No comments

Post a Comment

© based on a true story.
Maira Gall