Sunday, September 6, 2015

Cerita Malang: Pemanasan

Halo. Perkenalkan, nama saya Nadia Adella. Umur 19 tahun. Pekerjaan sebagai mahasiswa di sebuah kampus swasta. Kenapa saya memperkenalkan diri? Karena takut ada yang udah lupa sama gue saking udah lamanya nggak nge-post yang seru-seru di sini. Hehehe. Aku keren ya?

So, seperti judul utamanya, Cerita Malang, post ini dan post-post selanjutnya (kalau ada HAHAHA (nggak kok pasti ada tenang aja)) akan menceritakan tentang bagaimana perjalanan liburan gue bersama teman-teman sejawat ke suatu daerah yang... mainstream? Nggak. Kita anti mainstream. Kita udah lama banget pengen ke sana tapi keburu keduluan sama nax-nax gaul masa kini. Huh. Sebel. Alhamdulillah tanggal 25 kemarin kami jadi pergi dan berhasil kembali pulang ke rumah masing-masing dengan selamat. Daaan tentunya banyak cerita-cerita seru yang sampai detik ini masih jadi perbincangan hangat di grup Line. Hehehe.

Berhubung ini cuma post pemanasan, jadi nggak perlu panjang-panjang lah ya. By the way ini hari Minggu yang paling-paling gue buang percuma waktunya. Sumpah. Sekarang gue nyesel nggak ngapa-ngapain dari tadi pagi. Gue bangun jam 7 karena tadinya mau ikut Nyokap pergi. Tapi karena satu dan lain hal gue bilang nggak jadi ikut. Dan gue udah keburu masuk kamar mandi so, apa salahnya kalau kita mandi? Selesai mandi gue nunggu Nyokap pergi. Abis itu ke kamar karena emang jam segitu gue harusnya masih tidur. Berusaha produktif dengan ngecek Instagram dan bagaimana perkembangan likes foto-foto gue (HAHAHA), sampai akhirnya gue tidur. Lagi. Sampai jam 10.

Ya ya, sebut aku pemalas, tukang tidur, tukang tidur yang tidak berperiketiduran, atau apalah. Dari situ gue sadar kalau hari Minggu gue tidak akan berjalan seproduktif yang gue inginkan. Sekitar jam 12-an gue mulai buka laptop dan buka blog. Buka Twitter sebentar, abis itu tutup lagi. Gue setel lagu yang semangat-semangat dan berakhir dengan nyanyi (atau lebih tepatnya teriak) nggak jelas. Gue selalu berusaha melatih suara sopran gue tapi apadaya suara gue nggak ada sopran-soprannya acan. Makin lama gue makin frustrasi dan akhirnya gue cuma bisa corat-coret kertas.

Kemudian gue tidur. Lagi.

Ya ya, sebut aku pemalas, tukang tidur, tukang tidur yang tidak berperiketiduran, atau apalah. Tapi akhirnya gue tidur nggak terlalu lama karena inget jemuran belum diangkat. Hehehe.

Yak, cukup sekian pemanasan kita kali ini. Siap-siap untuk cerita-cerita selanjutnya yang (mudah-mudahan (tapi nggak janji ya (hehehe))) akan gue post di sini. Ya cuma di sini. Di sini aja. Jangan ke mana-mana. Di sini aja.


No comments

Post a Comment

© based on a true story.
Maira Gall