Tuesday, July 5, 2016

Bukan Mari Kita Suci tapi Mari Kita Makan!

Selamat Hari Raya! Selamat Hari Raya Makan!

Kenapa gue sebut Hari Raya Makan? Karena memang secara harfiah, kata Idul Fitri punya makna yang berbeda dari yang selama ini kita gunakan. Nih ya, kata idul bisa berarti hari raya atau kembali. Dua-duanya bisa digunakan dan bener adanya. Kedua, dan yang paling fatal kesalahannya, adalah fitri yang sering diartikan sama orang Indonesia 'suci'. Padahal, yang dimaksud sebenernya adalah fitr yang berarti makan atau berbuka puasa. Kalau yang artinya suci itu baru namanya fitrah.

Kita mungkin sering denger orang-orang bilang kalau Idul Fitri itu berarti kembali ke fitrah yang berarti kembali suci. Dari yang gue pelajarin, Idul Fitri bukan penanda bahwa dosa-dosa kita hilang dan kita semua jadi suci lagi kayak bayi. Nggak cuma kalian, gue dulu waktu kecil juga sering dikasih tau begitu; 'Lebaran itu kita suci lagi kayak bayi yang nggak punya dosa.' While the fact is, mau di bulan Ramadan atau di waktu kapanpun, kita nggak ada yang tau whether amalan kita diterima sama Allah swt. atau nggak. We will never know. Therefore kita berdoa, minta semoga amal puasa kita di tahun ini diterima oleh Allah.

Nyambung juga ke "tradisi" lebaran yaitu maaf-maafan. Mungkin karena dari segi bahasa yang tadi udah gue jelasin secara singkat udah salah, jadi ke bawah-bawahnya salah semua. Tradisi maaf-maafan yang ada di Indonesia itu apa ya, bisa dibilang kurang logis sih kalau menurut gue. Karena pada dasarnya, dari yang dasar banget nih ye, orang kalau minta maaf itu ya ketika mereka berbuat salah. Misal, gue narik baju seorang temen gue sampe robek terus bajunya gue lempar dari lantai lima (agak ekstrem ya contohnya). Ya gue harus langsung minta maaf dong pada saat itu instead of waiting for Lebaran to say sorry to him. Yang lucunya adalah, kalau gue salat di masjid rumah dan ketemu tetangga-tetangga yang sama sekali nggak pernah berinteraksi sama gue, terus dia nyamperin gue dan minta maaf. Wait a sec--emang dia pernah ngapain gue? Jorokkin gue ke sumur? Nyubit tangan gue? Nampar gue? Salah dia apaaa? Gue sendiri juga nggak ngerasa pernah ngomongin atau melakukan hal-hal tidak senonoh ke dia.

Lah, kalau gitu kita ngucapin apa dong ke orang-orang? Kan garing ya kalau abis salat cuma salaman doang. Itu aja udah awkward banget.

Ya berdoa seperti yang tadi gue bilang, taqaballallahuminna waminkum (shiyamana washiyamakum) yang artinya, 'Semoga Allah menerima amalan saya dan kamu (amalan puasa saya dan kamu).' Lebih enak nggak sih dengernya? Kayak, terenyuh gitu kalau kita tau ada orang yang ngedoain kita baik banget kayak gitu. Hahaha. Walaupun sebenernya ucapan minal aidin itu nggak salah, artinya pun bagus 'Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang kembali dan orang-orang yang menang'. But still, the best dua on Eid ul Fitr is that first one.

Ada satu lagi fact yang menurut gue logis banget tapi lucu juga. Kalau Idul Fitri diartikan kembali suci, berarti Idul Adha--dengan Adha yang berarti qurban atau kasarnya kambing--artinya kembali qurban atau kambing dong? Meskipun idul juga berarti kembali, tapi makna yang digunakan di momen ini lebih tepatnya hari raya, bukan kembali. Makanya di luar negeri lebih sering digunakan istilah Eid Mubarak yang artinya may your day of Eid be the blessed one.

Lebaran juga bisa diartikan sebagai hari raya makan karena setelah satu bulan puasa, ya kita bersyukur dengan makan-makan. Though Ramadan is beautiful, I mean like we were blessed (inshaa Allah) and every deeds that we did is dilipatgandakan (kenapa nyampur gini sih bahasanya???), Eid is the day we show our gratefulness for succeeded the fasting for a whole month. Sejauh ini itu yang gue tangkep tentang Eid dan lain-lainnya.

Anyway, if any of you doubt my article because the lack of sources (pelajaran menulis essay Pak Dhuha: perbanyak sumber), I took this lesson from a sunnah channel, and I supported my article by googling (http://konsultasisyariah.com is the web I took the materials the most). I was hoping to find an article about this in English version because the international version usually the basic and the correct ones. But unfortunately, masalah makna kalimat kayak gini cuma ada di Indonesia, sementara orang-orang luar memang menggunakan dasar-dasarnya dari dulu jadi nggak ada situs internasional yang ngebahas tentang idul fitri or idul fitr.

So, that's all for my sharing section. Entah kenapa seneng banget ngebahas yang berbau ucapan, kata, makna, bahasa, dsb. Mungkin karena aku anaknya sastra banget hahaha. And I feel kinda guilty if I didn't post it because the most important thing to do as a Muslim is menyampaikan. Di sini gue nggak maksud untuk men-judge atau menggurui kok, nggak, suwer deh. I'm just sharing what I believe is right and logic :)

Opornya dah siap? Rendang, kentang goreng ati, ketupat, udah di meja semua? Tsadesssttt!

2 comments

© based on a true story.
Maira Gall