Sunday, June 14, 2015

Tulus Nulis

Kemarin gue chatting dengan seorang teman jauh boleh nemu di Chatous.

Oke, sedikit tentang bagaimana awalnya gue bisa masuk ke dunia chat-with-strangers ini. Jadi, waktu itu Nadhira tiba-tiba ngomongin teman Belanda-nya, yang dia temuin di Chatous ini, yang mau ke Indonesia buat nyamperin dia. Seriously mau nyamperin. Bule gila. Dan setelah itu, gue jadi merasa terdorong untuk mencoba peruntungan gue di Chatous. Awalnya rada nggak jelas, tapi akhirnya gue menjadi semakin tega nge-skip orang yang nggak mau gue ajak chat. Di Chatous pun gue berusaha menghindari orang-orang yang baru awal ngobrol udah minta foto. Bukannya gue nggak mau ngasih, bukannya gue kecantikan atau kejelekan, tujuan gue cuma buat nyari teman ngobrol doang. Ya siapa tau bisa dapet 'teman ngobrol' beneran. Ehe ehe ehe.

So, I've found a few good guys from there. Salah satunya adalah Josh (I hope you read this post even though I write in Bahasa and yes, I'm mentioning your name right here right now!), dan dia berasal dari India. Dia pertama kali langsung nanyain gue tentang #writing karena gue mencantumkan tags itu di bio gue. Awalnya rada garing. Dia curhat kalau dia nggak yakin sama passion menulis dia. Sebagai penulis yang (sebenernya lagi kebingungan juga sama passion-nya) baik, gue berusaha memberi dia kata-kata motivasi, advice-advice yang sebenarnya lebih cocok buat gue, pokoknya gue meyakinkan dia kembali untuk mulai nulis.

And it worked. Like, dia bener-bener mulai nulis dan sekarang dia punya blog.

I am a proud mama.

Sebelumnya gue yang nyuruh dia buat ikut nulis di blog kayak gue. Abis itu gue kasihlah link blog gue buat contoh meskipun posts gue banyak yang pake Bahasa. Dan ternyata dia suka banget sama post ini, terutama bait terakhirnya. Gue rada nggak percaya gitu karena dia terus-terusan bilang kalau puisinya keren banget. Hkhkhk. Jadi malu aku mz. Setelah itu dia selalu nge-chat gue tiap kali dia mau mulai nulis sesuatu. Dia bilang kalau dia suka travelling dan pengen nulis post yang berbau travel. Gue bilang, it's good because people will go find any kind of information about some places and if they lucky, they will end up with your blog. Dia juga lagi mulai nulis semacam cerita misteri gitu deh.

Gue nggak mau meng-underestimate orang lain. Meskipun dia stranger dan pasarnya beda sama pasar gue (I mean like, cerita misteri udah jarang peminatnya kalau di Indonesia), gue merasa berkewajiban untuk tetep nyemangatin dia tanpa mengurangi kritik. I see myself on him. Gue pernah ada di posisi dia, posisi di mana lagi butuh banget seseorang yang bisa diajak untuk sekedar sharing tentang sesuatu yang lagi lo kerjain. Walaupun gue pribadi masih merasa kalimat-kalimat penenang bukan pilihan yang tepat untuk dikasih ke orang, tapi setelah gue liat dia jadi semangat nulis, gue mulai mempertimbangkan opini gue barusan. Setiap orang sedikitnya butuh kata-kata semangat dari orang lain. Orang terdekat lebih bagus lagi. At least it will make him/her realize that there is somebody who is waiting for his/her work.

Kembali lagi ke Josh. Kemarin gue juga sempet curhat balik ke dia tentang Serial Jenderal. Iya, itu lho, blog series yang sekarang ngegantung nggak jelas. Hkhkhk. Gue bilang ke dia gue pengen lanjutin Serial Jenderal lagi tapi gue nggak ada inspirasi. Dia nyuruh gue cari tempat sepi, pergi ke taman supaya dapet inspirasi. Hah. Josh, Josh. Elu belum tau Jakarta sih elah Jakarta tamannya dipake buat jualan sama buat mesum kalau malem. Mo nyari tempat sepi ya di gang-gang kecil noh sepi kalau malem. Sukur-sukur nggak kepergok preman. Kalau kepergok, abis udah laptop kita. Hkhkhk. Kagak, kagak, gue nggak bilang gitu kok ke si Josh. Gue bilang gue lebih milih duduk manis di kafe yang sepi-sepi asoy ketimbang di taman.

For now to be honest gue belum mau mulai nulis sesuatu yang berkonsep kayak cerita fiksi, blog series, atau semacamnya. Kayaknya gara-gara gue sering sok-sok bilang kalau gue sibuk, sekarang gue malah dikasih sibuk beneran. Hkhkhk. Gue masih lebih milih nyerocos nggak jelas di sini, Twitter, atau Instagram. Maybe later but, soon.

Setelah berpikir semalaman mencari epilog apa yang cocok untuk menutup post ini, I give you this.

Photography tips: use B/W effect to cover your acne. Trust me, it works. 

2 comments

© based on a true story.
Maira Gall